Tuesday 25 October 2016

Kesultanan Samudra Pasai


  Kerajaan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Kesultanan Samudera Pasai, Samudera, Samudra, Pasai, atau Samudera Darussalam belum bisa dipastikan dengan tepat kapan berdirinya dan masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Jika dikaitkan dengan sumber yang ada mendapat kesimpulan bahwa Kesultanan Samudera Pasai telah berdiri sebelum Dinasti Usmani di Turki

Berita tertua tentang Kesultanan Samudera Pasai diperoleh dari berita Negeri Tirai Bambu dalam sebuah catatan tahun 1288 yang menyebutkan bahwa “Lan-Wu-Li dan Sawen-Ta-La” yang berartikan Lamuri dan samudra bersama-sama telah mengirimkan utusan ke Negeri Cina (Iskandar 1959:25)

Berita lainya adalah catatan Marcopolo tahun 1292 menuturkan bahwa ada beberapa kerajaan di kawasan Sumatra diantaranya yaitu Perlec, Basma, Dagrian, Lamuri, dan Fansur. Jika kita telaah kembali dan dicermati, dalam catatan Marcopolo tidak menyebutkan Samudera Pasai tetapi Basma yang letaknya berdekatan dengan Pasai

Hoessein Djajadiningrat (cf.Alfian 1973:20) mengemukakan berdirinya Kerajaan Samudra Pasai sekitar 1270 dan 1275. Pendapat yang sama diperoleh dari riwayat Malaysia yang menyebutkan bahwa Raja Samudra yang awalnya menyembah berhala telah masuk Islam antara tahun 669 dan 675 Hijriah atau 1270 dan 1275 Masehi dan rajanya bergelar Islam yaitu Malikh as Shaleh.


    Tentang kapan berdirinya Kesultanan Samudra Pasai juga menyita perhatian sejumlah ahli sejarah dan penliti dari Eropa pada masa pendudukan colonial Hindia Belanda. Penelitian dilakukan beberapa kali. Beberapa sarjana dan peneliti dari Belanda, termasuk Snouck Hurgronje, J.P. Moquette, J.L. Moens, J. Hushoff Poll, G.P. Rouffaer, H.K.J. Cowan, dan lainnya

Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan dari batu, namun telah memagari kotanya dengan kayu, yang berjarak beberapa kilometer dari pelabuhannya.


Sumber: http://belajarsejarahonline.blogspot.co.id/2010/07/kerajaan-samudra-pasai.html, www.wikipedia.org

Silsilah Kerajaan Demak


Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Raden Patah ( 1500 – 1518 )



Raden Patah pada masa sebelum mendirikan Kerajaan Demak terkenal dengan nama Pangeran Jimbun, dan setelah menjadi pendiri kerajaan Demak raja bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dan menjadi pusat penyebaran agama Islam yang penting Pada masa pemerintahan Raden Patah, dan Raden Patah juga membangun Masjid Agung Demak yang letaknya ditengah kota Alun-alun Demak.



Kedudukan Demak semakin penting peranannya sebagai pusat penyebaran agama Islam setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Namun, walaupun begitu hal itu suatu saat juga menjadi ancaman bagi kekuasaan Demak. Karena itu pada tahun 1513, Raden Patah mengutus putranya sendiri yaitu Pati Unus dan para armadanya diutus untuk menyerang Portugis di Malaka. Walau Serangan ke Malaka sudah dibantu oleh Aceh dan Palembang tetapi gagal dikarenakan kualitas persenjataan yang kurang memadai dibanding Portugis di Malaka.



Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )



Pada tahun 1518 ketika Raden Patah sudah wafat kemudian pemerintahan Kerajaan Demak digantikan putranya sendiri yaitu Pati Unus. Pati Unus sangat terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis yang telah menguasai Malaka. dan karena keberaniannya itu Pati Unus mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Ia juga mengirim Katir untuk mengadakan blokade terhadap Portugis di Malaka, hal itu mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makanan.



Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )



Ketika Pati Unus wafat, pati unus tidak memiliki putra.jadi tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. dan di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah pemerintahan Demak mencapai masa kejayaannya. Raden Trenggono dikenal sebagai raja yang sangat bijaksana dan gagah berani. dan berhasil memperlebar wilayah kekuasaannya yang meliputi dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

Pada turun-temurun berdirinya demak sampai masa pemerintahan Raden Trenggono Musuh utama Demak adalah Portugis yang mulai memperluas pengaruhnya ke jawa Barat dan alhasil pihak portugis bisa mendirikan benteng Sunda Kelapa di jawa barat. Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah yang bertujuan untuk mengusir bangsa Portugis dari sunda kelapa. Tahun 1527 Fatahillah dan para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dan Sejak saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang sempurna danampai saat ini dikenal dengan nama Jakarta.

Sultan Trenggono yang berencana menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Demak dan untuk mewujudkan cita-cita itu Sultan Trenggono mengambil langkah cerdas sebagai berikut :



- menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu Supit Urang )

dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil

karena Sultan Trenggono meninggal

- menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon ) dipimpin

Fatahillah

- mengadakan perkawinan politik. Misalnya :



Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara )

Fatahillah dijodohkan dengan adiknya

Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja Cirebon )

Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya ( adipati Pajang )

Monday 24 October 2016

Kerajaan Mataram

Pada mulanya, Mataram merupakan wilayah yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Ki Gede Pemanahan karena sudah membantunya membunuh  musuh Adiwijaya, Arya Penangsang. Selanjutnya tahtanya berganti kepda anaknya yang bernama Sutawijaya atau Panembahan Senopati pada tahun 1557 SM. Usahanya di Kesultanan Mataram mampu melepaskan diri dari kekuasaan Pajang dan memperluas daerah kekuasannya, dari wilayah Jawa tengah sampai Jawa Timur. Setelah Sutawijaya meninggal Raden Mas Jolang menggantikan Ayahnya dan pada masa pemerintahannya banyak dicurahkan dalam bidang pembangunan. Barulah pada masa Sultan Agung atau dikenal dengan nama Raden Mas Rangsang, kesultanan Mataram berada di puncak kejayaan. Mulai dari penerapan politik ekspansinya dan berkembangnya ajaran islam. Dalam bidang perekonomian, kesultanan Mataram tidak terlalu berkembang. Mataram adalah negara Agraris yang penghasilan utamanya dibidang pertanian saja. Sedangkan dalam bidang kebudayaan tradisi atau unsur Hindu-Budha menyatu dengan ajaran Islam yang biasa dinamakan Islam kejawen. Ia juga membuat tarikh (kalender baru) yaitu kalender Jawa-Islam pada tahun 1633. Namun kejayaan yang diukir oleh Sultan Agung berakhir setelah Susuhunan Amangkurat I naik tahta. Ia adalah sosok pemimpin yang kejam dan otoriter. Atas campur tangan pihak kolonial Belanda, akhirnya Kesultanan Mataram terpecah.

Bidang Perekonomian Kesultanan Mataram

Negara Mataram tetap merupakan negara agraris yang mengutamakan pertanian. Selain beras, Mataram juga menghasilkan gula kelapa dan gula aren. Hasil gula tersebut berasal dari daerah Giring di Guningkidul. Gula kelapa dan gula aren itu diekspor ke luar melalui Tembayat dan Wedi.

Kehidupan Sosial, agama serta Peran Ulama dan Partisipasinya

            Pada masa pemerintahan Sultan Agung, para ulama yang ada di kesultanan Mataram dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Ulama yang masih berdarah bangsawan,
2. Ulama yang bekerja sebagai alat birokrsi, dan
3. Ulama pedesaan yang tidak menjadi alat birokrasi.
Sebagai penguasa Mataram, Sultan Agung sangat menghargai para ulama karena mereka mempunyai moral dan ilmu pengetahuan tinggi. Jika ingin membuat kebijakan, Sultan Agung selalu memeinta nasihat dan pertimbangan kepada para ulama.

Ulama pada saat itu mencari cara agar Islam dapat melekat di hati masyarakat Mataram dengan budaya-budaya yang ada, salah satunya adalah Sunan Kalijaga, ulama yang berusaha keras agar ajaran Islam mudah diterima oleh masyarakat yang sudah kuat nilai kepercayaan terhadap ajaran dan doktrin budaya sebelum Islam. Berbagai cara telah beliau tempuh termasuk melalui karya seni yang telah mentradisi di masyarakat pada saat itu.

Pindahnya pusat pemerintahan dari pesisir utara Jawa ke daerah pedalaman yang agraris telah mempengaruhi budaya pra Islam dan menimbulkan warna baru bagi Islam yang kemudian disebut dengan Islam Sinkretisme. Sejak itulah keadaan Islam berpusat di Mataram mulai bercampur tangan dengan budaya setempat yang kemudian terkenal dengan Islam Kejawen.

Penggunaan gelar Sayidin Panatagama oleh Senopati menunjukkan bahwa sejak awal berdirinya Mataram telah dinyatakan sebagai negara Islam. Raja berkedudukan sebagai pemimipin dan pengatur agama. Mataram menerima agama dan peradaban Islam dari kerajaan-kerajaan Islam pesisir yang lebih tua. Sunan Kalijaga sebagai penghulu terkenal masjid suci di Demak mempunyai pengaruh besar di Mataram. Tidak hanya sebagai pemimpin rohani, tetapi juga sebagai pembimbing di bidang politik. Hubungan-hubungan erat antara Cirebon dan Mataram memiliki peranan penting bagi perkembangan Islam di Mataram. Sifat mistik Islam dari keraton Cirebon merupakan unsur yang menyebabkan mudahnya Islam diterima oleh masyarakat Jawa di Mataram. Islam tersebut tentu adalah Islam Sinkretis yang menyatukan diri dengan unsur-unsur Hindu-Budha.

Namun peran ulama menjadi tergeser semenjak Mataram dikuasai oleh Amangkurat I. Pada saat itu terjadi de-islamisasi. Banyak ulama yang dibunuh sehingga kehidupan keagamaan merosot, sementara dekadensi moral menghiasi keruntuhan pamor Mataram akibat dari campur tangan budaya asing.

Peran di bidang kebudayaan Islam

Pada awal berdirinya Mataram, kebudayaannya masih kurang berkembang dikarenakan beberapa alasan, yaitu:
1. Para pendiri Mataram belum punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang spiritual dikarenakan perhatiannya difokuskan  pada soal-soal pembukaan dan pemanfaatan sumber daya alam. Pengolahan tanah dan penggarapan daerah-daerah tandus lebih banyak menyita waktu.
2. Penanaman kekuasaan politik hanya dapat dilakukan dengan kekuatan senjata. Oleh karena itu seluruh masa pemerintahan raja-raja pertama Mataram hanya dihabiskan dalam peperangan.

Baru pada masa pemerintahan raja yang ketiga, Sultan Agung mulai mengembangkan kebudayaan di Mataram. Unsur-unsur peradaban dari daerah-daerah pesisir Utara dan Jawa Timur yang dapat mempertinggi martabat keraton Mataram dibidang kebudayaan sesuai dengan kedudukannya sebagai istana raja penguasa tertinggi diseluruh tanah Jawa juga dalam hal penyebaran agama Islam, menyatukan diri dengan unsur-unsur Hindu-Budha yang disebut dengan islam Sinkretis.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Runtuhnya kerajaan Mataram :
1. Masuknya kolonial Belanda ke nusantara
2. Perselisihan antara pewaris takhta Mataram
3. Dipecahnya Mataram menjadi 2 kerajaan, berdasarkan perjanjian Giyanti.